Kiat Sukses Bertani Singkong Hanya 5 bulan
Kali
ini menampilkan cuplikan wawancara dengan Bpk. Wayan Supadno (WS), HP
0811763161, lahir di Banyuwangi dari keluarga petani gurem Romo Suwarno. WS
yang waktu SD pernah tidak naik kelas 2 kali, pernah nyaris bisu karena gagap
berlebihan, rangking 47 dari 47 siswa semester I di SMA N I Singaraja dan 6
tahun lalu bangkrut Rp 38 milyar, sekarang sangat popular karena teknologinya
yang sudah dipatenkan oleh Dirjen HAKI.
1. Bpk. Wayan Supadno
selaku formulator Pupuk Hayati Merk Bio-EXTRIM cair dan granul, Pupuk Bio
Organik Merk ORGANOX dan Hormon/ZPT Organik Merk HORMAX, sekaligus Praktisi
Pertanian, bagaimana pendapat Anda mengenai makna atau definisi sukses?
Sukses menurut saya adalah perubahan bermakna terukur dan jelas dari
sebelum dan sesudahnya dengan proses percepatan, contoh : jahat jadi baik,
bodoh jadi cerdas, miskin jadi kaya, membebani jadi bermanfaat, hasil singkong
25 ton jadi 90 ton/ha.
2. Apa pondasinya jika ingin menjadi sukses?
Pondasi sukses terdiri dari tiga yaitu cerdas spiritual, cerdas
emosional, dan cerdas rasional. (a.) Cerdas
Spiritual/Agama, contohnya : bisa membedakan halal & haram, sadar
rejeki Tuhan yang membagi, sadar Tuhan tidak akan mengubah nasib suatu kaum
jika kaum tersebut tidak mengubahnya sendiri. (b.) Cerdas Emosional / Greget, contohnya : punya nyali untuk tampil
meraih sukses, kaya intuisi, inovasi, & kreasi, sukses dijadikan impian
& target. (c.) Cerdas Rasional /
Intelektual, contohnya : bisa menghitung kalkulasi logis bisnis, tanggap
potensi pasar & cerdas memainkan momentum, tahu persis cara bertani yang
baik & benar
3. Lalu bagaimana kiat menjadi petani sukses?
Sangat sederhana, tidak lain dan
tidak bukan pertanian harus dicintai agar yang sawahnya jauh terasa dekat,
pekerjaan yang berat terasa ringan, mengatasi hama penyakit yang sulit terasa
mudah, semua jadi serba indah.
4. Mengapa singkong dikatakan sebagai jalan pintas menjadi
sukses?
Singkong merupakan komoditas yang sangat adaptif di negeri ini, bahkan
sudah jadi bagian dari budaya bangsa dan memiliki produk turunan yang sangat
banyak, tanpa batas di pasar luar negeri dan sampai dengan sekarang kita masih
impor dalam bentuk cassava chip.
Sehingga besar sekali peluang untuk mendongkrak kesejahteraan petani (sukses).
5. Apa maksudnya dan mohon diuraikan lagi!
Modal total pupuk hanya sekitar Rp 7 juta/ha dengan
potensi hasil 90 ton/ha, artinya biaya produksi pupuk hanya Rp 78/kg singkong.
Dengan harga asumsi singkong Rp 1.200/kg, omset petani bernilai Rp 108 juta.
Artinya, keuntungan yang diterima petani berlipat-lipat yaitu sebanyak Rp 101
juta di luar sewa tanah dan tenaga kerja.
6. Bagaimana logika prinsip kerjanya bisa
mendongkrak dari 25 ton/ha bisa 90 ton/ha dengan teknologi WS?
Kita kadang lupa
bahwa “Tuhan tidak akan mengubah
nasib suatu kaum jika kaum tersebut tidak mengubahnya sendiri dan dalam
kuasa-Nya tiada yang mustahil”.
a. Kita cipta
kondisi perbanyak peluang akar dan agar hormon auksin perangsang keluarnya akar
berfungsi maksimal melalui luka-luka yang kita buat. Perendaman bibit =
memperbesar peluang akar dengan Auksin/IBA dan Sitokinin (George dan
Sherington, 1984) dalam ZPT HORMAX dan ORGANOX.
b. Pembesaran
umbi membutuhkan energi yang ekstrim. Ledakkan umbi melalui proses sitokinesis
poliploidi/pembelahan sel berlipat ganda kuadran = Sitokinin, Giberelin,
Kholkisin dalam ZPT HORMAX.
c. Sajikan
makanan super mewah jangka panjang = multimikroba yang terkandung dalam
Bio-EXTRIM granul dan ORGANOX (penambat Nitrogen, pelarut phospat dan kalium
(Rodriquezz dan Fraga, 1999)).
d. C-Organik
tinggi yang terkandung dalam ORGANOX merupakan nyawanya tanah, indikator mutu
pupuk, media biak dari multi mikroba yang menambat N dari udara 78%, melarutkan
P & K yang banyak terdeposit dalam tanah yang selama ini kita suplai belum
termanfaatkan karena belum larut (masih terikat unsur lain).
e. Hormon Asam
Absisat (ABA) berperan penting dalam keseimbangan kebutuhan air, inilah yang
menjadikan singkong tahan terhadap kekeringan (Campbell et all.,
2002), sehingga kelangsungan pembengkakan umbi berlanjut. Maka pentingnya
kombinasi antara ORGANOX dan ZPT HORMAX.
f. Bertahan
terhadap serangan bakteri dan jamur (biopestisida) yaitu Pseudomonas
sp, dalam Bio-EXTRIM granul dan ORGANOX
7. Bagaimana langkah
detailnya agar singkong hasilnya maksimal?
a. Potong bibit
singkong 25 cm, gergaji/lukai di beberapa titik, bagian pangkal bibit yang akan
terbenam tanah.
b. Rendam total
bibit singkong sebelum tanam ke larutan 25 liter air yang diaduk dengan 0,5
liter ZPT HORMAX dan 1 liter ORGANOX selama
15 menit s/d 0,5 jam.
c. Tanam dengan
kedalaman 15 cm (semua yang dilukai tertimbun), timbun dengan Pupuk
Hayati Granul Bio EXTRIM. Semakin banyak tertimbun maka semakin banyak
umbi singkong bertingkat-tingkat.
d. Semprot/kocor
tiap 2-bulan sekali dosis 5 tutup ZPT HORMAX dan minimal 20
tutup ORGANOX/tangki pada perakaran umbi, diawali umur 14 hari
setelah tanam (agar akar pasti banyak).
e. Bila tanaman
sudah terlanjur tanam, masih efektif, tambahkan saja dosisnya semprot 5 tutup ZPT
HORMAX + 25 tutup ORGANOX/ tangki 14 liter di
perakaran/umbi pada awal aplikasi, selanjutnya dosis seperti biasa setiap 2
bulan sekali. Aplikasi ORGANOX semakin pekat semakin baik. Silakan dibuktikan.
f. Jika habis
disemprot herbisida pembasmi gulma, tanam dan semprotlah dengan ORGANOX setelah
lebih dari 3 hari.
8. Apakah hasil 90
ton/ha hanya tergantung dari varietas bibit tertentu?
Tidak, semua
varietas bisa karena prinsipnya adalah melipatgandakan akar calon umbi dan
memperbesar umbi dengan 16 unsur hara yang terkandung dalam Bio-EXTRIM granul.
Sekaligus pembesarannya dipacu melalui proses multihormon sitokinesis dan
poliploidi.
9. Jika singkong
terserang jamur leles, apakah bisa Teknologi WS mengatasinya?
Tentu saja bisa “Dalam
kuasa-Nya tiada yang mustahil”, semprotkan di batang dan tanah sekitar
perakaran 25 tutup BOMAX + 10 sdm susu bubuk/tangki 14 L. Produk BOMAX
merupakan biopestisida yang mengandung bakteri Pseudomonas sp. yang
mampu menghambat pertumbuhan jamur penyebab penyakit leles (Van Loon, 2000)
sekaligus bakteri Bacillus sp. mampu meningkatkan imunitas tanaman
(Isolauri et all., 2001).
10. Bagaimana pendapat Anda mengenai kondisi
riil kesuburan tanah pertanian kita?
Jujur saya katakan, kondisinya memprihatinkan. Tanah kita
bagai sedang sakit kronis komplikatif akibat kondisi yang serba kurus, yaitu
kurus unsur hara, kurus C-Organik, kurus multimikroba, dan kurus multihormon.
11. Apa sebabnya?
Kurus
unsur hara, kurus C-Organik (dulu tahun 1970 an kandungan C-Organik tanah di
atas 2,5 %, sekarang di bawah 1 %. Padahal idealnya C-Organik tanah di atas 3%,
padahal inilah nyawanya tanah, tapi kita tidak pernah menyuplainya lalu tanah
dapat dari mana?). Kurus multimikroba sahabat petani, multimikroba
terus-menerus dibutuhkan sebagai simbiotik mutualisme hidup, tapi kita tidak
pernah membiakkan di lahan, lalu diperoleh dari mana?. Dan kurus multihormon,
padahal mutlak dibutuhkan untuk tanaman lebih vigor dan jumbo. Wajar saja jika
dari waktu-kewaktu tanaman semakin kerdil. Kalau tidak kita suplai didapat dari
mana?. Ini semua akibat kesalahan kita sendiri. Selama ini nyaris hanya
memperhatikan aspek kimia saja, itupun sintetis sifatnya dan hanya 3 unsur saja
yaitu N (Urea), P (SP 36) dan K (KCl), bahkan para petani seperti sudah
tergantung secara emosional.
12. Apa saja gejalanya?
a. Secara fisika, tanah
semakin mengeras padat, tidak bisa menahan air, dan tidak menahan udara karena
pori-pori tanah menyempit, padahal ketiga poin tersebut sangat penting untuk
pertumbuhan tanaman pertanian.
b. Secara kimia,
kekurangan 16 unsur hara makro dan mikro diantara NPK yang datangnya dari alam
dan lebih mengandalkan yang sintetis. Kadar C-Organik juga sangat rendah
padahal ini sangat-sangat penting.
c. Secara biologi,
kandungan multimikroba dalam tanah yang bersahabat dengan petani sangat rendah,
begitu pula mikro flora dan fauna lainnya, kadar multihormon juga sangat
rendah.
d. Gejala yang paling
dirasakan oleh petani adalah pada tahun 70-an untuk padi 1 ha cukup dengan 100
kg Urea saja, tapi sekarang 300 kg saja belum cukup, artinya dari waktu ke
waktu kebutuhan pupuk meningkat semakin tajam dalam luasan yang sama namun
hasilnya menurun.
e. Rentan terhadap
penyakit karena mikroba sebagai biopestisida tidak bisa berkembang maksimal
termasuk di dalamnya adalah fauna sahabat petani lainnya yaitu cacing dan
belut.
f. Tanaman cenderung
semakin kerdil ini semua karena kekurangan hormon alami dan hasil pertanian
mudah basi karena residu bahan kimia yang berbahaya mendekati ambang batas.
13. Solusinya bagaimana?
a. Kita sebagai
petani harus menyadari betul kondisi ini bagai kita sedang sakit mungkinkah
kita kerja menghasilkan sesuai harapan seperti saat kita sedang sehat.
b. Sehatkan
tanah secepatnya, gemukkan kondisi tanah dan perlakuan budidaya yang berimbang
(neraca hara) dengan cara menyuplai bahan-bahan organik yang kadar C-Organiknya
sangat tinggi, perkaya biang-biang multimikroba non pathogen sahabat petani,
perkaya multi mikroba biopestisida terkait, beri rangsangan dengan multihormon
sesuai kebutuhan tanaman budidayanya.
14. Apakah sudah ada
petani yang mempraktekkan metode tersebut?
Sudah banyak, disarankan rombongan Gapoktan cek lokasi/
diklat lapangan dengan para petani terdekat. Di antaranya Bpk. Purwanto
(085381184999) di Lampung utara, Bpk. Karyadi (085279643464) di Lampung tengah,
Bpk Iwan (085279725572) di Lampung timur, Bpk. I Ketut Nursane (081369515338)
dan Bpk. Gusti (08127246829) di Gaya Baru Lamteng, Bpk. I Ketut Widia Jana
(085669940654), Bpk. Ketut Sudane (085279931878), Bpk. Nyoman Wijaya
(085366787955) dan Bpk. Made Sudiana (081369509845) di Seputih Banyak, Bpk.
Nengah (085840151555) di Rumbia Lamteng, Bpk. Nyoman Yase (085366596445) di
Lampung Selatan, Bpk. I Made Widiarto (085279768334) di Tulang Bawang Barat
Lampung, Bpk. Dewa (085279256522) di Lampung Utara, Bpk. Ketut Oka Bawa
(0811355367) di Malang, Bpk. I Nyoman Gunarte (0812 3793 6894/0878 6158 7548)
di Bali.